Rabu, 26 Februari 2020

Tari Gegerit

 Tari Gegerit



Tari gegerit adalah salah satu seni tari tradisional yang berasal dari daerah sumatera selatan yang merupakan salah satu dari kekayaan macam macam kebudayaan di Indonesia. Tarian ini merupakan seni tari tradisional lahat yang menceritakan tentang sebuah perjuangan kaum perempuan di dalam menghadapi penjajahan.

Secara etimologi, kata gegerit ini dapat diartikan dengan lelah atau capek, atau sepadan artinya dengan kaku kaku. Pengertian kaku ini mengacu pada gerakan tari gegerit yang lebih cenderung patah patah dan kaku gerakannya. Hal ini tergambar pada gerakan setengah jongkok sambil terus memainkan sayap sayap di bahu.

Gegerit merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang bumi sekundang bengkulu selatan yang diadakan saat peta pernikahan (bimbang adat) yang merupakan pertunjukan tarian tradisional Indonesia. Orang bengkulu selatan asli pasti tahu dan mengenal yang namanya gegerit ini. Kalau pada malam hari sayup sayup kita mendengar alunan bunyi kulintang maka biasanya ada acar gegerit yang sedang diadakan pada suatu acara adat pesta pernikahan warga bengkulu selatan.

Alunan bunyi musik kulintang ini biasanya dipadu dengan ketukan bunyi rebana. Kedua musik ini berpadu indah mengiringi gerakan penari dalam acara tari andun dan memiliki fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat. Kita yang mendengar alunan musik kelintang dan rebana ini seakan diajak terhanyut dalam ketukan khas nada indahnya.

Gegerit diambil dari kata “gerit” dalam bahasa suku serawai yang berarti menghilangkan rasa gerit atau kesemutan pada anggota badan kedua pengantin yang sudah duduk lama dalam penghumput tempat acara seni dendang untuk diajak nari andun. Acara gegerit dalam bimbang adat ini digandeng dengan acara seni dendang.

Sang koreografer seni tari gegerit, indra, ketika di temui disela sela perhelatan festival sriwijaya 2014 mengungkapkan, seni tari tradisional gegerit merupakan tarian yang sejak dahulu ditarikan secara turun temurun oleh masyarakat lahat. Namun, sekarang keberadaanya sudah hampir punah karena makin jarang orang yang mementaskan seni tari gegerit ini.
Seni tari tradisional gegerit ini merupakan tarian yang sejak dahulu selalu ditarikan secara turun temurun oleh masyarakat lahat. Namun, saat ini keberadaanya telah hampir punah karena sudah jarang orang menarikan tari gegerit ini.

 Meski demikian, beberapa tahun belakangan ini masih ada orang orang yang peduli, yang mempelajari dan juga menggali tari gegerit ini untuk di pentaskan kembali. Sebagai seni tari tradisional, pementasan seni tari ini akan diiringi oleh beberapa alat musik sebagai berikut seperti, dol, kenong, dan gendang. Irama yang dihasilkan oleh perpaduan latar musik tersebut lebih cenderung motong dan menghentak. Hal tersebut disesuaikan dengan gerakan tarian yang kaku dan patah patah.

Seni tari gegerit mengandug amanat yang dalam yaitu tentang sebuah perjuangan parempuan lahat di dalam melawan penjajahan. Kendungan amanat tersebut tergambar pada gerakan para penari ketika menggenggam kudok, yaitu senjata tradisional khas sumatera selatan.

Amanat tersebut masih tergolong dalam golongan relevan dengan keadaan sekarang ini, dimana para permpuan masih terkungkung oleh filsafat maskulinisme, sehingga menjadikannya sebagai mahluk yang inferior di masyarakat.

 Namun yang terpenting pada seni tari gegerit ini juga mengamanatkan kepada generasi muda tidak bisa diam diam saja, tetap harus terus berjuang walau tidak dalam keadaan berperang. Perjuangan yang dimaksud adalah perjuangan melawan angkara murka yang ada di dalam diri.

Demikian artikel yang kita bahas tentang tari gegerit dan penjelasannya semoga dapat membantu, bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi teman semua. Kita sebagai generasi muda haru ikut serta dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar