Tari Gegerit
Tari gegerit adalah salah satu seni tari tradisional yang berasal
dari daerah sumatera selatan yang merupakan salah satu dari kekayaan macam macam kebudayaan di Indonesia.
Tarian ini merupakan seni tari tradisional lahat yang menceritakan
tentang sebuah perjuangan kaum perempuan di dalam menghadapi penjajahan.
Secara
etimologi, kata gegerit ini dapat diartikan dengan lelah atau capek,
atau sepadan artinya dengan kaku kaku. Pengertian kaku ini mengacu pada
gerakan tari gegerit yang lebih cenderung patah patah dan kaku
gerakannya. Hal ini tergambar pada gerakan setengah jongkok sambil terus
memainkan sayap sayap di bahu.
Gegerit merupakan salah satu
warisan budaya nenek moyang bumi sekundang bengkulu selatan yang
diadakan saat peta pernikahan (bimbang adat) yang merupakan pertunjukan tarian tradisional Indonesia.
Orang bengkulu selatan asli pasti tahu dan mengenal yang namanya
gegerit ini. Kalau pada malam hari sayup sayup kita mendengar alunan
bunyi kulintang maka biasanya ada acar gegerit yang sedang diadakan pada
suatu acara adat pesta pernikahan warga bengkulu selatan.
Alunan bunyi musik kulintang ini biasanya dipadu dengan ketukan bunyi
rebana. Kedua musik ini berpadu indah mengiringi gerakan penari dalam
acara tari andun dan memiliki fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat. Kita yang mendengar alunan musik kelintang dan rebana ini seakan diajak terhanyut dalam ketukan khas nada indahnya.
Gegerit
diambil dari kata “gerit” dalam bahasa suku serawai yang berarti
menghilangkan rasa gerit atau kesemutan pada anggota badan kedua
pengantin yang sudah duduk lama dalam penghumput tempat acara seni
dendang untuk diajak nari andun. Acara gegerit dalam bimbang adat ini
digandeng dengan acara seni dendang.
Sang koreografer seni tari
gegerit, indra, ketika di temui disela sela perhelatan festival
sriwijaya 2014 mengungkapkan, seni tari tradisional gegerit merupakan
tarian yang sejak dahulu ditarikan secara turun temurun oleh masyarakat
lahat. Namun, sekarang keberadaanya sudah hampir punah karena makin
jarang orang yang mementaskan seni tari gegerit ini.
Seni tari
tradisional gegerit ini merupakan tarian yang sejak dahulu selalu
ditarikan secara turun temurun oleh masyarakat lahat. Namun, saat ini
keberadaanya telah hampir punah karena sudah jarang orang menarikan tari
gegerit ini.
Meski demikian, beberapa tahun belakangan ini masih ada orang orang
yang peduli, yang mempelajari dan juga menggali tari gegerit ini untuk
di pentaskan kembali. Sebagai seni tari tradisional, pementasan seni
tari ini akan diiringi oleh beberapa alat musik sebagai berikut seperti,
dol, kenong, dan gendang. Irama yang dihasilkan oleh perpaduan latar
musik tersebut lebih cenderung motong dan menghentak. Hal tersebut
disesuaikan dengan gerakan tarian yang kaku dan patah patah.
Seni
tari gegerit mengandug amanat yang dalam yaitu tentang sebuah perjuangan
parempuan lahat di dalam melawan penjajahan. Kendungan amanat tersebut
tergambar pada gerakan para penari ketika menggenggam kudok, yaitu
senjata tradisional khas sumatera selatan.
Amanat tersebut masih
tergolong dalam golongan relevan dengan keadaan sekarang ini, dimana
para permpuan masih terkungkung oleh filsafat maskulinisme, sehingga
menjadikannya sebagai mahluk yang inferior di masyarakat.
Namun yang terpenting pada seni tari gegerit ini juga mengamanatkan
kepada generasi muda tidak bisa diam diam saja, tetap harus terus
berjuang walau tidak dalam keadaan berperang. Perjuangan yang dimaksud
adalah perjuangan melawan angkara murka yang ada di dalam diri.
Demikian
artikel yang kita bahas tentang tari gegerit dan penjelasannya semoga
dapat membantu, bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi teman semua.
Kita sebagai generasi muda haru ikut serta dalam upaya melestarikan
kebudayaan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar